Sejarah Nama



Udah lima belas tahun gue menyandang nama 'Bobby' di hidup gue. Banyak yang nanya kenapa gue dipanggil begitu, padahal nama panjang gue adalah Widyanto Bagus Priambodo dan bahkan nenek-nenek struk yang lagi koproll pun juga bisa ngeliat bahwa kedua nama itu ga ada sangkut pautnya.
Jadi, gue berusaha menyampaikan sejarah nama gue yang bahkan baru gue tahu hari ini, setelah ngobrol sama nyokap gue di depan komputer.

1. Bokap gue pengen punya anak yang namanya universal
Jadi dipilihlah nama anak pertama Tommy, kedua Bobby, dan terakhir Joddy. Maksudnya adalah kalau di luar negeri pun, orang nggak bakal susah nyebut nama gue, kakak gue, dan adek gue. Tapi tetep, karena keluarga gue Javanese alias orang Jawa semua, nama panjang gue tetep jadi nama Jawa. Dan bokap gue pun berkeras bahwa nama panggilan nggak boleh ada di nama lengkap. Wah, banyak maunya nih.

2. Almarhum Eyang Kakung pengen punya cucu yang namanya Bobby
Walhasil, guelah cucu yang mendapat penghormatan dengan dinobatkan sebagai pemenang gelar tersebut. Untuk Eyang: inilah cucumu, semoga bisa menjadi kebanggaan untuk semuanya.

3. Nyokap gue pengen punya nama anak yang sama kayak nama orang kaya di Indonesia
Katanya sih, moga-moga ketularan. Ketularan apaan, hepatitis?
Yah, karena tahun sembilan puluhan Tommy Soeharto masih berada di peringkat satu, kakak gue dipanggil Tommy. Sedangkan nama gue di ambil dari nama orang yang saking kayanya, bisa dateng ke undangan presiden dengan mengenakan celana pendek. Buset! Namanya Bob Sadino. Denger-denger sih, katanya dia penguasanya daerah Kemang ya.

Itulah alasan kenapa nama gue jadi Bobby. Kalo diliat, gue juga agak nyolot, soalnya gue disepelein. Coba, orang ntar sampe gede gue yang make tuh nama. Masa gue sama sekali nggak diminta persetujuan pas mau ngasih namanya.

Aneh? Dikit. Tapi yang jelas gue bangga sama nama gue.