Thursday, April 30, 2009

Posting Tanpa Ide

Ini posting gue yang lagi nggak ada ide untuk posting. Tapi kalo menurut gue sama sekali nggak ada salahnya, sih. Karena, 'tanpa ide' itu sendiri adalah sebuah ide! Artinya di posting ini gue bebas mau nulis apaan aja.

Pertama, perjuangan sampai seperempat mati pada empat hari kemarin saat gue menempuh UAN atau Ujian Akhir Nyolotin Nasional. Sangat menguras keringat, menguras pikiran, dan menguras bak mandi. Tapi alhamdulillah gue bisa melewatinya dengan sehat walafiat dan percaya diri. Thank God!

Kedua, Pentas Seni dan Reuni Akbar SMPN 40 yang akan dilaksanakan hari sabtu, 2 Mei 2009, yang sudah berhasil membuat kepala gue pening selama lebih dari dua bulan. Optimis untuk sukses, yeah right.

Ketiga, Arnin sempat membuat gue terharu ketika membaca posting Best Dudes in Her List. Terima kasih sebesar-besarnya untuk sahabat gue yang satu ini, dan semoga lo dikasih jalan untuk bersama dengan Mr. Brightside lagi. Dan gue nggak pernah terpikir sebersit pun bahwa lo alay. Cuma... agak sedikit... lebay? Mwahaha. Say horray to 'Miss Lebay satu angkatan'!

Oh, ya. Setelah membaca posting tentang flu oleh Dina mungkin akan membuat gue menulis ulasan tentang Flu Anjing (H3N8) dan Flu Kuda (H7N7). Haha.

Hanya itu yang pengen gue tulis sekarang. See ya next time!

Wednesday, April 29, 2009

Awas Flu Babi!

Himbauan ini ditujukan untuk anda semua yang di luar sana. Awas virus H1N1 atau flu babi!

Virus flu babi sampai saat ini belum diketahui pasti modus penyebarannya. Tetapi, Prof. Widyanto Bagus, seorang peneliti dari Universitas Kodok Ngorek, mengatakan bahwa virus ini hanya menyebar bila Anda berada di kandang babi dengan telanjang bulat dan bernyanyi-nyanyi lagu Yamko Rambe Yamko. Sang babi-babi pasti akan langsung menguik-nguik dengan keras, membuktikan bahwa mereka senang menemukan teman baru.

Di katakan di berbagai media bahwa penyakit ini sedang mewabah di Meksiko. Muncul dugaan bahwa masyarakat Meksiko cenderung melakukan hal yang seperti disebut di atas.

Beberapa gejala yang akan timbul bila terkena penyakit ini antara lain :
1. Batuk
2. Pilek
3. Tumbuh kebiasaan menguik
4. Bersin yang berbunyi seperti 'babi! babi!'
Sekilas gejala tersebut tidak berbeda jauh dengan flu biasa. Tapi yang membedakan adalah : Setelah terjangkit selama satu minggu, hidung penderita akan tertarik keatas dan meninggalkan dua lobang besar tak terawat terpampang di depan mukanya. Dengan kata lain, muka penderita akan sama seperti, yah, saya rasa tidak perlu disebutkan lagi.

Berbagai cara telah dilakukan pemerintah negeri ini untuk mencegah masuknya virus H1N1. Sampai detik ini belum ada laporan tentang telah masuknya virus tersebut. Tetapi kemarin, negara ini sempat dihebohkan dengan matinya seekor babi di kawasan Wamena, Papua. Setelah diselidiki, ternyata babi itu bukan mati akibat virus H1N1, melainkan mati lemas karena tertawa yang berlebihan. Tim forensik pun menyelidiki hal itu, dan sang pemilik mengakui perbuatannya. Ternyata ia mengelitiki babi itu sehari penuh karena tidak diizinkan mengelitiki anaknya oleh sang istri. Melihat kejadian ini, sepertinya keputusan sang istri tersebut sangatlah bijaksana.

Tuan-tuan, nyonya-nyonya, adik-adik, serta babi-babi yang membaca tulisan ini, waspadalah selalu akan lingkungan anda! Segera hindari kebiasaan yang dapat beresiko menularnya virus flu babi seperti disebut di atas! Mari semua nonton sinetron Cinta Fitri 3! Jangan *hasyim(babi!)* lupa *hasyim(babi!)*... Uhh... Gawat. Panggil dokter!

Ket. : informasi di atas didapat dari narasumber seorang mantan babi yang sudah berpengalaman terjangkit virus ini.

Tuesday, April 28, 2009

Are You Smarter Than 5th Grader

Mau liat anak hiphop bling-bling?
Nih dia:

watsap, men? (cret)

foto di atas nggak ada hubungannya ama postingan kali ini sih. Tapi gue pengen aja. Iseng.

*

Masa hiatus gue berlangsung selama empat hari yang dikarenakan internet gue down lagi. Buset dah.

Anyway, tau acara di TV yang judulnya ‘Are You Smarter Than 5th Grader’ nggak?

Itu acara gokil.

Gokil banget.

Yang gokil bukan pesertanya. Gue sih nggak peduli Vincent dapet lima juta, Fitri Tropica dapet nggak tau berapa. Tapi gue salut sama anak-anak yang bertugas ngebantunya.

Namira, Bima, Belinda, Barrie, sama Quinsha. Jenius. Parah banget. Gila aja, ada yang udah dapet beasiswa empat kali, ada yang udah juara ini, juara itu, dan lain-lain. Itu anak-anak bener masih kelas lima? Otaknya encer banget dah.

Dan yang gue bingung, kenyataan bahwa pertanyaan-pertanyaan SD itu membingungkan emang bener. Bahkan gue aja yang baru tiga tahun lalu lulus SD suka lupa pertanyaan-pertanyaannya.

Betewe, gue seneng ada acara yang ngebuat anak kecil terlihat lebih pinter dari orang dewasa. Karena kebanyakan orang dewasa memandang anak kecil itu sebelah mata, sih. Agak kesian juga, kalo mau ngeliat anak kecil matanya harus ditutupin sebelah. Takut kelilipan kali, ya.

Udah gitu gue seneng ngeliat Namira ama Quinsha. Nih anak berdua kalo udah gede jangan kemana-mana ya. Yakin seratus persen gue kalo mereka gedenya pasti cakep-cakep. Haha.

*

Sedikit update tentang gue sekarang:
- Lagu : Vierra - Bersamamu
Ini lagu keren. Cuma gue bingung kenapa yang jadi hit malah Dengarkan Curhatku. Kayaknya industri musik masih kukuh dengan pasarannya, ya.

- Acara TV : Are You Smarter Than 5th Grader

- Film : Film-filmnya Adam Sandler.
Ngocol. Dashyat. Lagunya juga enak-enak.

- Komik : Samurai X
Nostalgia nih. Back to Kenshin, Kaoru, Yahiko, sama Sanosuke.

Huff.
Gue kangen pacaran.

Monday, April 20, 2009

And For Those Who Remembered...

Terima kasih banget yang udah ngucapin selamet ultah ke gue. Baik dari sms, telepon, blog, facebook, maupun lisan. I appreciates it, really. Seneng banget gue punya temen kayak lo semua.

Tapi sayang tahun ini gue nggak bisa ngasih traktiran. Jadi mohon maaf untuk yang udah berharap, dan gue tau banyak dari lo semua yang begitu, karena: NO traktiran. Gue cuma bisa ngasih ucapan terima kasih, karena saking banyaknya yang ngucapin gue nggak mungkin bikin list-nya di sini. Bahkan temen gue di facebook yang gue nggak kenal aja ngucapin selamet. Sekali lagi, terima kasih!

Anyway, kata-kata favorit gue selama dua hari ini adalah amin. Ucapan do'a dari temen-temen gue pun nggak sedikit, jadi lidah gue kayak udah refleks bilang 'amin, amin, amin...'. Gue sih berharap aja semoga do'a-do'a tersebut terkabul. Tapi gue nggak berharap dikasih julukan 'Robot Amin'.

Enaknya ultah pas deket UAN adalah banyak yang ngedo'ain supaya lulus, dapet nem tinggi, dan masuk sekolah yang diinginkan. Amin ya Allah, semoga itu menjadi kenyataan!

Beberapa hari lagi, tepatnya tanggal 27, gue dan anak-anak kelas sembilan SMP yang lain akan menghadapi UAN. Gue nggak bisa bilang kalo gue nggak seneng UAN udah deket, karena itu artinya gue selangkah lebih dekat untuk keluar dari sekolah gue yang aneh! Hahaha.

Selesai posting ini, gue akan belajar.
Selesai belajar, gue mau mandi.
Selesai mandi, gue mau makan.
Selesai makan, gue belajar lagi.
Selesai belajar, gue blogging lagi!
Haha.

Saturday, April 18, 2009

Texas Cockroaches Massacre

Gue nggak takut ama kecoa, cuma geli.

Ada cerita yang nambah perasaan geli gue :
Gue pernah lagi nginep di hotel, dan kebangun tengah malem. Gue nggak sempet ngeliat jam, tapi perkiraan gue sih jam satu. Dan kebiasaan bangun tengah malem itu pasti diikuti ama kebiasaan susah tidur. Jadi gue hanya bisa tiduran, diem aja, sambil sekali-sekali merem, nyoba buat tidur.

Buka mata, tutup, buka, tutup, buka lagi dan gue ngeliat sesuatu yang agak sedikit sekadar mengagetkan : kecoa!

Serangga coklat kecil ber-antena dan berkaki enam serta bersayap itu berjalan dengan santai di kasur gue. Dia muter-muter sebentar. Antenanya bekerja ke kiri dan ke kanan, mungkin dia tertarik ama kaki gue yang wangi tapi tertutup selimut itu. Tiba-tiba dia naik ke selimut gue di bagian kaki, makin lama menuju ke atas, menuju kepala gue.

Gue pertama ngira kecoa itu bakal ngomong ke gue, 'Mas, saya mau ke toilet. Lewat mana ya?'.

Tapi setelah beberapa kali memutar otak sepertinya kemungkinan itu adalah satu banding seribu. Selain gue nggak ngerti bahasa kecoa, dan gue bisa ngeliat bahwa dia nggak lagi nyari toilet dari sorot matanya. Emang keliatan, ya?

Akhirnya gue melakukan hal yang terlintas di pikiran gue : Melakukan gerakan-gerakan ekstrim agar kecoa tersebut terbang dan pergi. Usaha gue berhasil, dia terbang. Tapi nggak pergi. Malah terbang ke arah gue.

Gue teriak.

Dengan volume sekecil-kecilnya agar keluarga gue nggak ada yang bangun dan menampar-nampar udara, berusaha membuat kecoa itu pergi. Dan gue berhasil lagi. Kecoa itu pergi, entah karena takut ama tamparan gue atau takut sama bau mulut gue.

Untungnya setelah itu kecoa tadi nggak balik-balik lagi. Dan gue, untungnya juga, bisa langsung tidur setelah itu.

* * *

Tapi sekarang, pandangan gue agak berubah dengan kecoa.

Gue baru pulang atletik. Melewati jalan Danau Towuti bersama Dimas dan Hakim. Gue masih di ujung jalan, ketika gue melihat pemandangan yang menyedihkan.

Asap, asap di mana-mana. Fogging, gue kenal baunya dan bunyi alat yang seperti gergaji mesin itu mengingatkan gue sama film Texas Chainsaw Massacre. Di film itu, sekelompok anak-anak remaja di hantui sama orang gila yang membawa chainsaw. Tapi di sini, korbannya adalah kecoa.

Kecoa-kecoa itu puluhan, bahkan ratusan. Ada yang mati, sekarat, masih hidup, dan mencari-cari keluarga mereka. Kecoa itu diinjak, diracun, diusir dari rumah mereka.

Salah satu kecoa itu ada yang berjalan kearah gue. Seekor serangga yang sedang sekarat.

'Tuan, apakah anda lihat keluarga saya?' tanya kecoa itu.

'Sayang sekali nggak. Emang gimana ciri-cirinya?' gue bales bertanya.

Kecoa itu berpikir sesaat, 'Istriku berwarna coklat, dan anakku punya antena yang ukuran sebelah kanan lebih pendek dari yang kiri. Apa itu bisa membantu?'

Gue dan Dimas berpandang-pandangan. Setidaknya ada seratus lima puluh kecoa berwarna coklat di sini. Dan kita akan disangka orang gila kalo ngukur antenanya satu-satu.

'Bagaimana?' tanya kecoa sekarat itu penuh harap.

'Errr...' Dimas hendak menjawab, tapi sebelum kata-katanya keluar, kecoa itu seperti tak bisa nafas, berputar putar tiga kali, dan jatuh. Dia mati.

Sekali lagi, gue dan Dimas liat-liatan.
Dimas berkata dengan penuh penyesalan,
'Dia jadi singit.'

Perasaan gue campur aduk. Selain sedih karena tidak bisa menolong kecoa malang itu, gue juga heran kenapa gue jadi bisa bahasa kecoa. Apa kecoa itu yang bisa bahasa orang?

Kecoa juga punya hak untuk hidup. Pembantaian ini melanggar Hak Asasi Kecoa, yang dibuat oleh presiden bangsa Kecoa pada saat dunia masih penuh penjajahan. Bangsa kecoa itupun saat itu sudah merdeka. Bebas dari gangguan. Tapi saat ini manusia hanya bisa merusak tempat hidup mereka.

Gue sempet berpikir untuk mendirikan Front Bela Hak Hidup dan Hak Asasi Kecoa (FBH3AK).

Dan akhirnya gue, Dimas, dan Hakim memberanikan diri melewati tempat penjagalan itu, tanpa melihat kesamping. Kita bertekad untuk tidak memerdulikan kecoa yang lain. Kecoa-kecoa yang membutuhkan pertolongan seperti kecoa yang tadi. Tapi kita tau bahwa nggak ada yang bisa kita lakukan untuk menolong mereka.

Gue udah sampai ke ujung jalan, dan menengok ke belakang. Gue berkata :
'Good bye, Texas Cockroaches Massacre.'

Friday, April 17, 2009

Emang Dasar Penyakit

Sepertinya entah sejak kapan, atau mungkin dari kecil, gue menderita darah rendah.
Darah rendah.
Apa sih darah rendah?
Ya artinya gue kekurangan darah.

Misalnya gue pengen ngambil barang yang jatuh, gue harus ngambil nafas dan nunduk pelan-pelan. Karena kalo gue nunduk suddenly, maka gue akan pusing suddenly juga.

Gue juga paling nggak bisa bangun mendadak dari posisi tidur. Dan bila itu terjadi, wuuusshh, isi kepala gue jadi putih. Literally, putih. Karena gue nggak bisa ngeliat apa-apa. Yang bisa gue lakuin kalo hal itu dateng adalah nyari tempat pegangan secepatnya atau tempat duduk super cepat. Kalo nggak, maka 'look out below!' dan gue pun tumbang.

Untungnya sampe sekarang gue belom pernah sampe pingsan. Tapi jatoh, pernah.

Ceritanya gue lagi tiduran. Nggak ngapa-ngapain, tiduran aja. Sambil menghayal, mungkin iya. Di rumah lagi nggak ada orang. Tiba-tiba gue kebangun, pengen ngelakuin sesuatu dan jalan secara blitzkriegnya pasukan Jerman ke ruang tamu. Tetapi, sampe di ruang tamu, penyakit short-term memory lost gue kambuh dan gue lupa mau ngapain. Dan sialnya juga, gue saat itu berdiri jauh dari mana-mana. Sama sekali nggak ada tempat buat duduk, ato pegangan. Dan pikiran gue kalah cepet sama cahaya putih yang mulai merambat memenuhi pandangan gue, sampe semua pandangan gue tertutup.

Gue cuma sempet bilang dalem hati : Sialan!
Dan gue pun jatuh.
Sekali lagi gue bilang : Sialan!
Badan gue sakit semua. Dan bayangan putih di kepala gue menghilang jaaaauuuuuhhh lebih lambat daripada datangnya. Maka posisi gue saat itu sungguh nggak enak buat di liat. Tiduran, di ubin, dengan pandangan nggak fokus, kayak orang overdose. Cuma tanpa busa keluar dari mulut.

Perlahan tapi pasti, bayangan itu menghilang. Dan gue pun kembali utuh, kecuali rasa sakit yang masih ada di sekitar bagian tubuh yang nopang jatohnya gue.

Pesan moral yang gue dapet : untuk orang yang punya darah rendah dan short-term kambuhan kayak gue, di sarankan untuk hidup dalam slow motion and no sudden movement. Jangan lupa bikin to-do list biar nggak lupa. Jangan lupa cuci kaki dan tangan sebelum tidur.

I'm Lost Without You

Berapa kali harus aku bilang?
Aku benci kamu.

Aku benci kamu yang selalu ada di pikiranku. Dan sepertinya akan terus begitu hingga Jakarta yang panas ini menjadi dingin, dan membeku. Ah, dunia ini sempit. Winamp sedang memutar lagu I'm Lost Without You dari Blink-182 saat aku menulis ini. Mendengar lagu itu membuat nafasku sesak.

* * *

Flashback. Damn, I always hate when I have it. Tapi pikiranku sudah sampai ke saat itu, tanpa bisa kuhalangi. Saat di mana kamu menyentuhkan tangan kecilmu ke tanganku. Dan mereka pun saling menggenggam. Genggaman yang, aku pikir, tidak akan goyah walau apapun yang menerpa. Tapi aku salah.

Kini aku hanya bisa duduk di depan komputer. Menulis puisi dan cerita yang sebenarnya merupakan representasi perasaanku kepadamu. Tapi kamu mungkin tidak bisa melihatnya. Ya. Kamu selalu tak pernah menyadari. Dan pada akhirnya pun aku selalu ditinggal sendiri. Merasa kesal. Rindu. Aku nggak tahu.

Aku meminum kopiku.

Pertama, dan kedua kalinya. Dan tidak akan ada lagi yang ketiga. Karena sepertinya pintu sudah tertutup. Bahkan hanya membaca namamu di online list msn-ku saja membuatku resah.

Dua hari lagi. Dua hari terdengar sebentar. Tapi tidak untuk aku dan kamu. Aku saja masih ingat puisi yang kamu tulis untukku. Dan seingatku itu baru beberapa hari yang lalu. Atau enam bulan? Aku masih ingat perasaanku membaca puisi itu. Senang. Sedih. Melankolis. Sial.

Aku melihat winamp-ku. Aneh, mayoritas song list di isi oleh Blink-182. I'm Lost Without You, I Miss You, Story of a Lonely Guy, dan Online Song. Lihat, komputerku aja tahu bagaimana perasaanku.

Tapi aku bukan orang lemah. Aku memandang ke depan. Karena untuk itulah Tuhan meletakkan mata kita di depan kepala.

Aku meminum kopiku lagi.

Karena aku tidak sendirian.

Quatro Ulang Tahun

Two days left until my birthday, dan percaya atau nggak gue punya tiga temen yang ultahnya bareng ama gue. Mereka adalah :

1. Sharvina Iskandar
Katanya pas dia lahir tanggal 19 April, dia udah di kandungan selama sepuluh bulan. Betah amat ya.

2. Selviana Dara Hapsari
Ini kebalikan dari Sharvina. Mungkin saking pengennya keluar karena udah pengap dan sempit di dalem perut (emang gitu ya? Nggak tahu gue.) dia keluar dengan umur kandungan tujuh bulan. Yap, prematur. Pantes aja anaknya agak-agak autis. Dar, kalo lo baca ini, yang nulis bukan gue, tapi adek gue! Beneran!

3. Nadja Puti Saviantara
Nadja sih normal. Cuma dia lahir tahun 1995 alias lebih muda setahun dari gue, Dara, dan Sharvin. Niat bener mau sekolah sampe maju satu tahun. Gue aja masih kangen masa-masa gue masih kecil yang gue nggak inget. Nahlo. Ah, whatever lah.

Gue, Dara, dan Sharvin sekelas di sembilan satu. Tapi perasaan kita bertiga nggak ada persamaan apa-apa. Itu yang bikin gue nggak percaya sama ramalan weton-wetonan yang katanya bisa tau dari tanggal lahir. Tai kebo! (bullshit maksudnya)
Daaaan... ulang tahun hari ini rencananya akan dirayakan oleh Dara! Di buffet semanggi ya Dar! Hahaha.

Thursday, April 16, 2009

1st Award, From [A]gito

Thanks for Agito, and here's the award :


And the rules :
Pertama, buatlah daftar 10 hal dan kebiasaan (buruk) yang tidak disukai, namun apabila merasa terdapat lebih dari 10 hal/kebiasaan buruk yang tidak disukai maka silahkan ditulis semuanya. Kedua sebutkan juga alasan mengapa Anda tidak menyukai hal-hal/kebiasaan-kebiasaan (buruk) tersebut. Dan yang ketiga, setelah selesai membuat daftar dan penjelasan seperti yang tertera pada poin 1 & 2, maka silahkan men-tag 10 blogger lainnya. Jangan lupa mencantumkan banner awardnya.

The answer is :
1. GUE GAK SUKA ORANG YANG BERPIKIRAN SEMPIT
Gue boleh dibilang sangat anti dengan yang begini. Mendingan orang yang bisa melihat sesuatu sebagaimana sesuatu itu ada.

2. GUE GAK SUKA TAOGE
Jangan harap gue mau makan ini. Tapi gue akan, dan pasti, makan ini kalo harus milih antara taoge sama masukin tangan ke minyak panas.

3. GUE GAK SUKA TELAT
Bisa dibilang gue orang paling ribut di rumah kalo masalah telat menelat. Yang jelas, gue harus ontime, meski itu berarti gue harus berantem dulu sama abang gue.

4. GUE GAK SUKA ORANG SOMBONG (including myself)
Orang sombong masuk neraka. Orang rendah hati masuk surga. Orang laper masuk rumah makan. Orang gila masuk rumah sakit jiwa. Orang telanjang masuk angin.

5. GUE GAK SUKA ORANG YANG NGGAK BISA DIAJAK BERCANDA
Ada tuh temen gue, yang kalo diajak bercanda dikit bawaannya marah mulu. I mean, what's life without a few joke?

6. GUE GAK SUKA AMA SIFAT CEROBOH GUE SENDIRI
Ya. Gue ini orangnya relatively ceroboh. Gue aja kadang lupa kalo gue lagi masak air. Dan akhirnya gue dimarahin juga.

7. GUE GAK SUKA BAND-BAND INDONESIA YANG INSTAN
Kecuali mereka emang punya skill. Misalnya D'Masiv. Itu gue suka.

8. GUE GAK SUKA AMA ORANG NIRU
Be creative! Di dunia juga ide banyak, kali. Nggak terpaku cuma bikin lagu cinta, sinetron cinta, dan film horor doang.

9. GUE GAK SUKA ALPUKAT
Nggak tau kenapa. Ga suka aja. Masih banyak buah yang lain ini, selain alpukat. Iya ga?

10. GUE GAK SUKA ORANG YANG GA BISA BERPIKIR DEWASA
Rasanya dunia cuma buat dia aja. Kepingin dan harus, kepingin dan harus, tanpa tahu gimana nguras keringatnya untuk mendapatkan itu. Yah, gue ucapin selamet aja ama orang-orang yang punya orang tua berkecukupan. Dan gue bangga menjadi diri gue sendiri.


And this award goes to :
5. Dina
6. Dara
8. Irma
10. Cilla


Sekali lagi terimakasih untuk Agito. Dan untuk yang dapet award jangan sungkan-sungkan untuk diambil ya.

Wednesday, April 15, 2009

Congratulation for Cheya

Sebenernya gue males nulis posting ini. Tapi berhubung yang dihubung sudah terhubung, dan Cheya hari ini udah nraktir gue nasi goreng, maka gue dengan tulus ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab menulis ini.

Congratulation untuk Cheya Chantika!
Yang udah juara satu bowling competition. Emang nggak ada matinya deh. Sering-sering juara ya, biar gue bisa ditraktir lagi.
Aaah, nikmatnya hidup ini.
Betewe, Cheya ini emang udah addicted abis ama bowling. Perkiraan gue sih kalo dia nggak dibolehin bowling lagi: dia bakal lari ke kamar, jedot-jedotin pala ke kasur (sama juga boong), nggak mau makan, nggak mau tidur, nggak mau nyuci, nggak mau nyetrika, and the list still goes on.
Waktu itu gue pernah bilang mau nonton dia pas lagi maen.

Gue : Ti, kapan-kapan gue mau nonton lo boling dong.
Cheya : Dateng aje Her! *ketawa setan*
Gue : Ah tapi ntar gue dateng elu mainnya jelek lagi. *ketawa iblis*
Cheya : mwahahahaha
Gue : MBUAHAHAHAHA
Cheya : Iya deh mendingan lo nggak usah dateng.

Gubrak.
Sungguh kejam.
Yah, tapi sepertinya penolakan tersebut membawa hasil. Dia berhasil naik podium beberapa kali tanpa harus gue nonton. Tenang aja Chey, gue bakal nonton lo lagi bertanding walaupun itu hal kedua sebelum terakhir yang gue lakukan! (yang terakhir udah ditempatin ama motongin Fikri kecil-kecil terus dikirim ke planet Jupiter, sih.)
Sukses terus buat Cheya. Semoga di masa depan lo bisa jadi peboling proporsional, eh, profesional.

Tuesday, April 14, 2009

Lampu Lalu Lintas Ultraman

Setahu gue, lampu lalu lintas harusnya merah kuning ijo, ya. Tapi di perempatan deket rumah gue, lampu tersebut berubah menjadi kuning kedip-kedip, kayak ultraman kalo mau kalah.
Akibatnya? Mobil dan motor semrawut. Gue ngerasa kayak lagi ada di dunia War Of The Worlds. Hahaha.

Klakson mobil pada sahut-sahutan. Kalah dah orkestranya Adi MS. Tapi di sela-sela ributnya klakson itu, suara gue nggak mau kalah. Kepala gue sampe keluar dari jendela sejauh lima sentimeter. Agak lupa gue neriakin apaan, tapi kalo nggak salah masih setipe kayak gini :

Mampus! Mampus! Ribet lo! Sibuk! Hahaha! Mampus!

Percaya atau nggak, gue teriak begitu kayak orang sinting. Dengan mata liar dan lidah menjulur-julur. Udah persis kayak Yatsume di komik Samurai X edisi 23. Untung aja tangan gue panjangnya sama.
Abis itu gue masuk, berdehem, kembali menjadi manusia biasa. Gue bilang ke bokap gue, 'Udah, jalan yuk.'

Sekali lagi, gue bingung. Mau jadi apa Jakarta kalo begini. Udah tau jalanan macet, eh lampu merah yang udah bener-bener, walaupun masih aja macet, dibuat jadi lampu ultramen. Buset dah.
Anyway, akhirnya gue sampe ke sekolah dengan keadaan sehat walafiat. Dengan gaya nyetir bokap gue yang kayak nggak tahu apaan. Gue curiga dulu dia masih sodara ama Michael Schumacher. Kalo gitu, gue juga dong?

Monday, April 13, 2009

Jadwal Pendaftaran dan Tes Kualifikasi SMAN Unggulan MH Thamrin

Informasi berikut gue dapet dari nyokap gue yang hari ini ke sana. Semoga bisa bermanfaat.

1. 13 April 2009 - 24 April 2009 : Pengambilan formulir pendaftaran dan jangka waktu pengembalian.

2. 18 Mei 2009 : Pengumuman lolos seleksi dokumen. Pengumuman dapat dilihat di SMAN Unggulan MH Thamrin.

3. 19 Mei 2009 - 22 Mei 2009 : Pengambilan kartu tanda peserta tes kualifikasi di SMAN Unggulan MH Thamrin pukul 8.00 - 15.00 WIB. Dengan menyerahkan tanda terima dokumen pendaftaran.

4. 25 Mei 2009 - 29 Mei 2009 : Tes Kualifikasi* yang dilaksanakan di SMAN Unggulan MH Thamrin.

5. 16 Juni 2009 : Pengumuman lolos tes kualifikasi di SMAN Unggulan MH Thamrin.

6. 17 Juni 2009 - 23 Juni 2009 : Lapor diri pukul 8.00 - 15.00 WIB

*) tes meliputi :1) tes potensi akademik, 2) psikotes, 3) bahasa Inggris.

Multi-gue

Hari ini, tanggal tiga belas April. Masih H minus enam dari ulang tahun gue. Gue sendiri juga belom tau mau dirayain apa nggak ya? Anyway, hari ini ada beberapa kejadian, yang ga jelas penting apa nggak. Salah satunya sih penting.

===================================================

Ulangan umum hari pertama. Pelajaran :
1. Bahasa Indonesia
2. Pendidikan Lingkungan dan Kehidupan Jakarta
3. Elektronika

Perasaan gue sih gue udah ngerjain dengan baik. Tinggal tunggu aja hasilnya deh. Tadi yang jaga ada pak Obet. Asyik. Selamat pagi, Jendral!

Walaupun tadi gue bilang ngerjain dengan baik, tetep aja, kebiasaan lama keluar lagi : Sinkronisasi jawaban dengan sekutu. Nggak banyak juga sih (tetep jaga gengsi). Yah, itung-itung bantuin temen deh. Hahaha.

===================================================

Pengambilan formulir pendaftaran SMAN Unggulan MH Thamrin. Tau kan? Sekolah baru yang adanya di Cipayung.

Cuma karena acaranya pagi, akhirnya yang dateng dari sekolah gue adalah the nyokaps and bokaps. Mereka pulang jam dua belas. Tapi nyokap gue langsung ke toko, dan gue dikasih tau ama nyokapnya Dimas untuk fotokopi dan legalisir rapot kelas tujuh, delapan, sembilan, dan juga minta surat keterangan dari sekolah. Wah, makin semangat aja nih gue mau masuk sana!

Dari sekolah gue sendiri yang orang tuanya kesana cuma gue, Erza, Muthia, sama Dimas. Apa nggak ada yang minat ya? Ah, mungkin pada takut banyak yang ditinggalin. Sedangkan kalo gue, huh, sama sekali nothing to lose.

Yo, ayo daftar...

==================================================

Pas ulangan bahasa, saat waktu masih nyisa setengah jam dan gue udah selesai. Kebiasaan gue yang satu lagi muncul : mulai menghayal.

Dan di khayalan gue tadi, gue pengen bikin foto gue sendiri, tapi dengan multi-gue alias guenya banyak. Dengan kostum celana putih, baju Superman item, glove, dan sepatu adidas putih, bersusah payah menggunakan tripod dan Nikon D50. Dan foto itupun kemudian jadi :
















Gila juga kalo gue kembar empat ya?

Gue ngambil tempat diteras rumah gue. Kalo diliat-liat, rumah gue jadi kayak kebagi dua, ya. sebelah kiri kongkrit dan sebelah kanan hutanisme.

Gue bingung kalo misalnya ini kenyataan, nyokap gue pasti bakalan nangis terus. Gimana nggak, satu aja persediaan beras cepet abis. Apalagi empat?

Saturday, April 11, 2009

Jejaring Sosial di Internet

Jujur, gue bosen sama friendster.
Jujur juga, gue males pake facebook.
Jujur lagi, myspace gue sepi.

Jadi untuk apa gue capek-capek bikin account di sana kalo nggak di pake? Sesuatu yang bernama 'hasutan teman' berperan besar di sini. Gue sebenernya hanya iseng buat akun. Lagipula gue hampir setiap hari duduk di depan PC, kalo lagi nggak ngeblog dan ngecek e-mail, baru gue buka. Mungkin kalo nggak ada internet gue akan lari ke hutan untuk berpetualang bersama monyet kecil dan menamakan diri gue Ace Ventura.

Anyway, akhirnya gue buka facebook hampir seminggu sekali. Itu juga udah paling sering. Akibatnya: setiap sampai home, puluhan friend request sudah bertengger di kanan atas minta diklik. Padahal mereka belum tentu kenal sama gue. Dan abis nge-request juga sama sekali nggak ada niatan untuk kenalan. Belum lagi apps, groups, dan causes invitation which makes me tired. I mean, do I look like somebody who wants and have the anthusiasm for using that silly app?

Friendster gue udah terbengkalai semenjak satu bulan yang lalu. Dan myspace, lebih lama lagi. Dan setelah membaca artikel ini, dan mendengar kasus tentang beberapa teman kakak gue kena skorsing karena facebook membuat facebook gue sepertinya sebentar lagi akan bernasib sama seperti friendster dan myspace.

Tapi semua ini hanyalah curhatan seorang anak yang merasa masih banyak hal penting dari pada ber-jejaring sosial ria. Mending blogging, ikut lomba, menang nggak menang urusan belakangan. Hidup blogger!

Waktu Itu

Waktu itu jam pulang sekolah.
Waktu itu saat pendalaman materi.
Waktu itu kita belajar.
Waktu itu materi matematika.
Dan waktu itu.

Waktu itu...
Orang itu dengan segala kesombongan yang mungkin pernah dimiliki seorang manusia mengatakan bahwa kita, gue, ga bisa. Dan gue hanya bisa tertawa kecil. Emangnya lo bisa?

Come on, try me! Atau lo takut ketahuan bahwa actually, there are some of us who are better than you. Tapi apa mau dikata. Yang sudah ya sudahlah. Toh gue juga nggak rugi apa-apa. Lagian mungkin nanti gue akan dibilang sombong atau apalah. Mendingan gue mulai nulis puisi lagi daripada mendengarkan ocehan yang sama sekali tidak berpendidikan. Atau mungkin gue akan meneruskan membuat apa yang kata mereka biografi masa depan. Ya. Itu lebih baik.

Sudah saatnya pelajar bangkit, pak! Sekarang bukan zaman feodal yang hanya bisa disuruh-suruh dan dimaki!

Friday, April 10, 2009

Sebuah Karya

Di dalam hati ini
Terukir butir-butir kehampaan
Yang pertaruhkan nyawa, kebebasan
Tanpa berpikir tentang tujuan

Beratus-ratus insan yang ada
Tak sedikit yang membekas
Dan kuucapkan ini kepadamu
Hanyalah impian, wahai kawan

Hapuslah gurat frustasimu
Hidupkan api kecil semangat di dadamu
Teruslah bermimpi, nurani
Pertahankan emosi membaramu

Karena karya hanya sebuah permulaan
Dan kisahmu adalah kesudahan
Hanya tinggal dirimu dan khayalanmu
Yang membantumu terus berdiri

Kawanku, pikiranku, emosiku
Lewati batasan-batasan dunia
Menuju langit yang penuh
Berisikan tulisan-tulisan
Lukisan tentang pahit manis kehidupan

Thursday, April 09, 2009

My Music Journey

Gue punya band.

*krik krik*

Oke, sekali lagi. Gue beneran punya band.

Gue, anak sok tau yang punya banyak cita-cita ini, pertama kali belajar musik sama bokap gue. Alat musik pertama gue -kalo sendok dan ember ga masuk hitungan- adalah gitar akustik yamaha, yang masih dalam kategori kebesaran untuk gue yang masih kelas enam SD. Untungnya, gue bukan anak yang banyak ngomong pas latihan. Seperti latihan gue yang ke sekian kali :

bokap : ayo sekarang kita mainin lagu burung kakatua.
gue : ...
bokap : kenapa? ayo main dari kord A!
gue : ...
bokap : kamu kenapa?
gue : ...

Alasan kenapa gue diem begitu, mungkin hanya Tuhan yang tahu. Karena gue sendiri nggak tahu. Anyway, I learn to play guitar in no time. Setelah beberapa kali latihan gue udah bisa mainin beberapa lagu dengan lancar. Lagu-lagu pertama gue antara lain :

- Burung Kakatua
- Pelangi Di Matamu (Jamrud)
- Manis dan Sayang (Koes Plus)

Sejak saat itu, gue mulai berpikir untuk jadi musisi terkenal. Karena kakak gue, Tommy, juga telah duluan belajar gitar, dan punya temen-temen yang bisa main musik, gue di ajak ngeband. Maklum, temen-temen gue ga ada yang bisa main musik. Paling banter juga main galasin.

Alhasil, jadilah gue ngeband pertama kalinya dengan personil sebagai berikut :
Gue (gitar), Daya (gitar), Munawar (vokal), Tommy (bass), Rifqy (drum).
Band itu diberi nama Neptunesz. Ya, Neptunesz. Look, I'm not the one who give the name!

Tapi, walaupun dengan nama yang sengaja di eja salah itu, gue tetep seneng, karena 1.) gue bisa main gitar, 2.) gue punya band, dan 3.) gue udah nggak main galasin lagi.

Ketawa boleh, ga ketawa boleh.
Percaya boleh, ga boleh percaya.
Karena itu emang ga bener. Gue masih main galasin sampai gue lulus SD. Sumpah!

Tapi sayangnya, abis gue lulus dan masuk SMP, Daya pindah sekolah. Berkurang satu personil, band masih jalan. Posisi Daya di ganti sama Munawar, yang main gitar sekaligus vokal. Tetapi setelah beberapa kali latihan bareng, dan gue beberapa kali gantiin Munawar nyanyi, akhirnya hakim menetapkan bahwa gue yang jadi vokalis. Umm... horay?

Band berganti nama setelah itu. Diputuskan bahwa nama yang akan digunakan adalah Seventh Day. Mungkin beberapa orang akan susah dalam menyebut nama ini.
Maklum, orang Melayu.
Sekali lagi maklum, apalagi kalo itu masteng.

Panggung pertama yang kita injak dan tidak merasa kesakitan terletak di Gang Mes, Kebon Pala. Gue lupa itu acara apa. Tapi yang jelas, itu panggung pertama gue, dan gue dengan sukses menyanyikan dua lagu. Numb dari Linkin Park dan All The Small Things oleh Blink-182. Lagu kedua itu adalah lagu pengantar gue untuk menjadi die-hard fan dari Blink.

Setelah itu ada beberapa panggung lagi yang kita ikutin. Di Semanggi Expo, di SMP 5, lalu di sekolah kami sendiri. Band ini sempat berganti personil ketika Munawar keluar dari band dan digantikan oleh Adhi. Tapi setelah beberapa saat (Adhi bahkan belum sempat manggung bareng kita), formasi band kembali seperti semula.

Sekadar informasi, band ini beraliran punk melodic, tapi masih ada unsur popnya. Sampe sekarang band gue udah nyiptain beberapa lagu seperti Sejak Pertama, Penipu, Berdiri dan Terjatuh Kembali, dan masih banyak lagi. Semua lagu diciptakan oleh Tommy, meskipun ada satu, Waiting, yang berasal dari hasil jerih payah gue yang menumpahkan darah dan keringat.
Sekali lagi, ga boleh percaya.
Tapi sekali lagi juga, Waiting beneran karya gue.

- - - -

Yap, itu sekilas tentang band gue. Yang jelas, meskipun vokalisnya gue, frontman band adalah Tommy. Kalo ada yang mau kita main, hubungin aja lewat blog ini ya.

Dan itulah kisah dari gue.
Anak yang punya band.
Seorang vokalis.
Dan seorang gitaris.
Bukan lagi seorang anak yang hobi main galasin.

The Letter for You

Dear love,

I'm glad that our relationship had grown down. And like every fairy tales I've met, I guess that our story will get the unhappy ending. No more of your suspense-thrilling-spiritful lies. And those reality shows that your face will keep floating in my head.
Silence, constantly written. Maybe that way I could forbid your soul from entering my mind. So much of your Miss know-it-all thing. And in my opinion, the end is coming silently and desperately.
Let my soul be taken by the horror movies' player. So then two years later I will reincarnate into a bee and swat you until you die.

Yeah, but no.

I couldn't do it. The look in your eyes prevented me. Well, six months spent can make people love to death.


From your fellow.

Tuesday, April 07, 2009

CD dan Karang Gigi

...kamera siap?...
...siap!...
...make up, make up!...
...all set!...
...we're live in five, four, three, two...

...


Ehem.

Gue berdiri tegak di depan pintu. Saat itu gue bagaikan seorang jenderal yang siap berperang sampai titik darah penghabisan. Tapi alih-alih memegang senapan, gue malah memegang secarik kertas yang bertuliskan :

1. Aqua galon
2. Kopi ABC susu 6
3. Soffel lotion (sedapetnya)
4. Biskuat coklat

Yap. Gue, seorang jenderal yang disuruh ke warung ama nyokap. Yah, berhubung gue sekalian mau beli CD, dan bokap gue mau ketemu ketua RT Penjernihan, jadilah kami berangkat, gue diboncengin motor ama bokap.

Pemberhentian pertama adalah warung. Seperti biasa, bokap parkir, dan gue yang melakukan negosiasi dengan sang pemilik warung untuk mencapai kesepakatan yang diinginkan. Jadilah gue kembali ke motor sambil membawa hasil belanjaan gue.

Kedua, gue sama bokap gue ke tempat fotokopi yang ada di depan sekolah. Di sana gue beli CD kosong yang harganya empat ribu rupiah. Misi kedua selesai, lalu kami jalan lagi ke tempat pak RT.

This is the strangest part, especially for me. Rumah pak RT berada di sebuah gang sempit yang gue yakin dua orang pemain Smackdown tidak bisa lewat secara bersamaan tanpa memicu perseteruan. Gue disuruh tunggu di motor dan bokap gue nerusin jalan kaki sejauh lima atau enam meter menuju sebuah rumah. Bokap gue lalu masuk ke rumah itu dan tinggallah gue, cowok sendirian ditemenin motor ama galon aqua jam setengah delapan malem di gang sempit.

Buruknya nasib gue, ya?

Beberapa waktu berlalu, bokap gue belom keluar juga. Gue mulai iseng mukul-mukul galon untuk menghibur diri sendiri sampe tiba-tiba ada tiga cewek yang gue gak terlalu jelas umuran berapa datengin gue.

'Permisi mas,' kata salah satunya. 'kita dari rumah sakit AL mau meriksa keadaan gigi di lingkungan sini. Boleh nggak kalo kita periksa mas?'

'Yaudah boleh,' kata gue tanpa mikir-mikir dulu.

Tapi karena langit gelap dan mereka pada ga bawa senter jadilah gue digiring ke tempat yang terangan dikit. Dan gue disuruh buka mulut, diperhatiin sebentar, dan inilah vonisnya:

'Mas banyak karang giginya nih.'

Whaaaat?? Perasaan gue rajin gosok gigi dan lain-lain.

Yang satu nanya lagi, 'mas mau nggak jadi pasien kita?'

'Wah, gatau deh,' kata gue, sekarang sambil berpikir. Gila aja, gue yang innocent ini harus dibawa ke dokter gigi cuma karena ada karangnya. Dan juga karena gue agak ga percaya gitu.

'Kalo bisa sih pagi, mas. Eh, mas masih sekolah?'

Gue mengangguk.

'Sekolah di mana?'

'Empat puluh' kata gue dengan pe-denya.

Mereka kaget. 'Hah, masih SMP?'

Lagi, Gue mengangguk. Sepertinya kenyataan bahwa gue masih SMP membuat mereka bingung bagaimana selanjutnya. Lalu akhirnya:

'Mas, ada nomor yang bisa di hubungi? Kita minta nomor mas aja deh,'

Lalu gue ngasih nomer telepon rumah gue. Secara gue baru keilangan hape beberapa bulan yang lalu dan sampai sekarang masih dalam vakansi. Terus mereka nanya nama gue. Gue kasih, trus bokap gue dateng.

Hal yang terjadi berikutnya adalah mereka menyapa bokap gue 'Slamat malem pak,' dan pergi ke rumah di deket situ terus mengetuk pintunya. Gue sendiri langsung naik motor dan pergi dari sana.

Setelah itu gue pergi ke warung lagi (Diori) untuk membeli aqua galon. And after the tiring (and maybe weird) night, gue pulang.

Tapi pertanyaan masih tersisa di kepala gue.
Pertanyaan yang akan membuat gue penasaran seumur hidup.
Pertanyaan yang ga bisa gue jawab sendiri.
Pertanyaan yang masih menghantui.
Yaitu pertanyaan tentang :

'Karang gigi itu apa, sih?'