Siang itu gue lagi nonton TV di kamar apartemen nenek gue. Gelap-gelapan, sunyi, sendirian. Em, ini gue nonton TV apa maling?
Anyway, di apartemen nenek gue itu ada beberapa channel tv luar negeri yang ketangkep antena parabolanya. Karena cenel-cenel Indonesia saat itu lagi tidak menggiurkan, gue mulai iseng-iseng memainkan jempol ke cenel luar negeri.
Cenel pertama, umm... gue enggak tau itu cenel mana. I don't know the language, so, gue hanya mendengar suara kumur-kumur. Mungkin perancis atau meksiko, atau mungkin cuma tv zimbabwe. Lalu gue pindah channel lagi dan menemukannya: Australia Network.
Kenapa gue milih channel ini? Karena orang-orangnya ngomong dengan logat British. Ihiy. Me really likey.
Saat itu, channel AN pas banget lagi ganti program. Layar menampilkan gambar karikatur (well, bukan karikatur sih, lebih tepat kayak model dua dimensi) otak manusia diikuti dengan kata-kata THE INVENTORS.
(Wow. Dari judulnya aja ketauan ini acara keren. Lanjut!)
The Inventors adalah acara semacam talkshow yang menghadirkan inovator-inovator di Australia dan memberi kesempatan pada mereka untuk melakukan presentasi tentang benda atau hal yang mereka ciptakan. Hostnya adalah seorang Australia berumur kira-kira empat puluhan, botak, dan berbicara dengan logat british yang kental dengan bibir yang nggak nyantai. Tapi bagaimanapun, gue akuin bahwa dia adalah host yang keren, karena dia bisa ngebangun suasana.
Di acara tersebut juga menampilkan tiga juri. Masing-masing punya tugas sendiri-sendiri, yaitu sebagai penilai desain, penilai orisinalitas dan efektivitas, dan penilai prospek jangka panjang dari inovasi tersebut. Dan tampak banget kalo ketiga juri itu merupakan ahli di bidangnya masing-masing.
Saatnya menampilkan para kontestan.
Inovasi pertama yang ditampilkan adalah milik seorang pemuda surfer yang berumur kira-kira dua puluhan bernama Matthew Graham. Dia menciptakan sebuah surfing bag multifungsi; sebuah tas berbentuk menyerupai dan seukuran surfing board yang mempunyai beberapa lapis. Satu lapis untuk menyimpan papan surfing nan panjang, satu lapis dengan kompartemen-kompartemen untuk menyimpan barang-barang seperti sunblock, handuk, dan perlengkapan lainnya, serta satu lapis lagi yang kegunaannya nggak dikira: sebagai sleeping bag! Jadi kalo kita capek abis surfing dan pengen istirahat di tepi pantai, tas tadi dapat berguna dan sangat nyaman, karena terbuat dari bahan yang empuk dan memberikan kesan sejuk. Tas itu dijual seharga 600 dolar Australia.
Kedua adalah ciptaan seorang ahli dunia internet, Edward Dimple, yang dulunya mengalami kesulitan ketika berada di cafe dan lupa membawa uang tunai. Inovasinya adalah M-Hits. M-Hits adalah sebuah fasilitas untuk melakukan pembayaran hanya dengan mengirimkan sms. Pengguna harus membuat akun melalui internet dan menyetor uangnya ke sana situs tersebut, lalu mereka bisa melakukan pembayaran tanpa tunai di cafe-cafe yang mempunyai fasilitas M-Hits tersebut yang ternyata sudah banyak di Australia. Berdasarkan efektivitas dan efisiensi, produk ini menunjukkan kapasitasnya.
Yang ketiga merupakan sebuah alat kesehatan yang diciptakan oleh seorang dokter orang lansia bernama Helene. Produknya diberikan nama M.U.M.A atau Multi Use Mobility Aid. M.U.M.A adalah sebuah alat bantu bagi seorang perawat dalam memberikan mobilitas bagi pasien yang tidak cukup kuat lagi untuk bergerak sendiri. Alat tersebut bisa membantu pasien bangkit dari posisi tidur, berdiri, duduk, dan hal-hal sulit lainnya yang sering menyusahkan orang-orang tua yang kekuatan tubuhnya sudah berkurang.
Acara The Inventors juga enggak terkesan garing karena si host-botak menyisipkan banyak kelakar-kelakar segar di setiap kata-katanya. Bukan cuma sang host, para juri juga melontarkan beberapa lelucon, yang membuat gue berpikir bahwa orang-orang Australia itu humoris.
Acara berlanjut ke penilaian. Host meminta para juri untuk menentukan, atas dasar kegunaan, efisiensi, orisinalitas, dan desain, produk mana yang paling unggul dari yang lain. Terjadi perdebatan seru. Sang ahli desain memilih Multi-purpose Surfing Bag karena ia memandang benda itu sebagai sesuatu yang sangat efektif untuk perjalanan. Sang ahli prospek memilih M-Hits karena menurutnya produk itu akan berhasil di masa depan. Dan juri satu lagi kesulitan memilih antara M-Hits dan M.U.M.A.
Tapi pada akhirnya, juri yang terakhir memilih M-Hits, sehingga membuat Edward Dimple mendapatkan trofi sebagai Best Inventor. Kedua inventor lainnya menyelamati sang pemenang dengan senyum.
Menurut gue, acara ini mempunyai konsep yang bagus: mendukung para inventor, menghibur, dan menginspirasi penonton untuk meng-invensi barang-barang lain yang bisa berguna untuk kehidupan sehari-hari. Para kontestan dan juri juga cukup sportif dan menarik, sehingga ngebuat The Inventors menjadi acara yang patut ditonton. Apalagi, dalam acara ini sama sekali tidak ditampilkan commercial break. Uah, puas banget nontonnya.
Setelah nonton acara itu, gue keinget acara-acara TV Indonesia yang enggak lepas dari selingkuh, banyak reality show yang sejenis tapi nolak kalo disebut latah, pocong, shitnetron, dan hal-hal ga penting lainnya.
Dan gue berpikir:
Indonesia really needs new inventors.
Anyway, di apartemen nenek gue itu ada beberapa channel tv luar negeri yang ketangkep antena parabolanya. Karena cenel-cenel Indonesia saat itu lagi tidak menggiurkan, gue mulai iseng-iseng memainkan jempol ke cenel luar negeri.
Cenel pertama, umm... gue enggak tau itu cenel mana. I don't know the language, so, gue hanya mendengar suara kumur-kumur. Mungkin perancis atau meksiko, atau mungkin cuma tv zimbabwe. Lalu gue pindah channel lagi dan menemukannya: Australia Network.
Kenapa gue milih channel ini? Karena orang-orangnya ngomong dengan logat British. Ihiy. Me really likey.
Saat itu, channel AN pas banget lagi ganti program. Layar menampilkan gambar karikatur (well, bukan karikatur sih, lebih tepat kayak model dua dimensi) otak manusia diikuti dengan kata-kata THE INVENTORS.
(Wow. Dari judulnya aja ketauan ini acara keren. Lanjut!)
The Inventors adalah acara semacam talkshow yang menghadirkan inovator-inovator di Australia dan memberi kesempatan pada mereka untuk melakukan presentasi tentang benda atau hal yang mereka ciptakan. Hostnya adalah seorang Australia berumur kira-kira empat puluhan, botak, dan berbicara dengan logat british yang kental dengan bibir yang nggak nyantai. Tapi bagaimanapun, gue akuin bahwa dia adalah host yang keren, karena dia bisa ngebangun suasana.
Di acara tersebut juga menampilkan tiga juri. Masing-masing punya tugas sendiri-sendiri, yaitu sebagai penilai desain, penilai orisinalitas dan efektivitas, dan penilai prospek jangka panjang dari inovasi tersebut. Dan tampak banget kalo ketiga juri itu merupakan ahli di bidangnya masing-masing.
Saatnya menampilkan para kontestan.
Inovasi pertama yang ditampilkan adalah milik seorang pemuda surfer yang berumur kira-kira dua puluhan bernama Matthew Graham. Dia menciptakan sebuah surfing bag multifungsi; sebuah tas berbentuk menyerupai dan seukuran surfing board yang mempunyai beberapa lapis. Satu lapis untuk menyimpan papan surfing nan panjang, satu lapis dengan kompartemen-kompartemen untuk menyimpan barang-barang seperti sunblock, handuk, dan perlengkapan lainnya, serta satu lapis lagi yang kegunaannya nggak dikira: sebagai sleeping bag! Jadi kalo kita capek abis surfing dan pengen istirahat di tepi pantai, tas tadi dapat berguna dan sangat nyaman, karena terbuat dari bahan yang empuk dan memberikan kesan sejuk. Tas itu dijual seharga 600 dolar Australia.
Kedua adalah ciptaan seorang ahli dunia internet, Edward Dimple, yang dulunya mengalami kesulitan ketika berada di cafe dan lupa membawa uang tunai. Inovasinya adalah M-Hits. M-Hits adalah sebuah fasilitas untuk melakukan pembayaran hanya dengan mengirimkan sms. Pengguna harus membuat akun melalui internet dan menyetor uangnya ke sana situs tersebut, lalu mereka bisa melakukan pembayaran tanpa tunai di cafe-cafe yang mempunyai fasilitas M-Hits tersebut yang ternyata sudah banyak di Australia. Berdasarkan efektivitas dan efisiensi, produk ini menunjukkan kapasitasnya.
Yang ketiga merupakan sebuah alat kesehatan yang diciptakan oleh seorang dokter orang lansia bernama Helene. Produknya diberikan nama M.U.M.A atau Multi Use Mobility Aid. M.U.M.A adalah sebuah alat bantu bagi seorang perawat dalam memberikan mobilitas bagi pasien yang tidak cukup kuat lagi untuk bergerak sendiri. Alat tersebut bisa membantu pasien bangkit dari posisi tidur, berdiri, duduk, dan hal-hal sulit lainnya yang sering menyusahkan orang-orang tua yang kekuatan tubuhnya sudah berkurang.
Acara The Inventors juga enggak terkesan garing karena si host-botak menyisipkan banyak kelakar-kelakar segar di setiap kata-katanya. Bukan cuma sang host, para juri juga melontarkan beberapa lelucon, yang membuat gue berpikir bahwa orang-orang Australia itu humoris.
Acara berlanjut ke penilaian. Host meminta para juri untuk menentukan, atas dasar kegunaan, efisiensi, orisinalitas, dan desain, produk mana yang paling unggul dari yang lain. Terjadi perdebatan seru. Sang ahli desain memilih Multi-purpose Surfing Bag karena ia memandang benda itu sebagai sesuatu yang sangat efektif untuk perjalanan. Sang ahli prospek memilih M-Hits karena menurutnya produk itu akan berhasil di masa depan. Dan juri satu lagi kesulitan memilih antara M-Hits dan M.U.M.A.
Tapi pada akhirnya, juri yang terakhir memilih M-Hits, sehingga membuat Edward Dimple mendapatkan trofi sebagai Best Inventor. Kedua inventor lainnya menyelamati sang pemenang dengan senyum.
Menurut gue, acara ini mempunyai konsep yang bagus: mendukung para inventor, menghibur, dan menginspirasi penonton untuk meng-invensi barang-barang lain yang bisa berguna untuk kehidupan sehari-hari. Para kontestan dan juri juga cukup sportif dan menarik, sehingga ngebuat The Inventors menjadi acara yang patut ditonton. Apalagi, dalam acara ini sama sekali tidak ditampilkan commercial break. Uah, puas banget nontonnya.
Setelah nonton acara itu, gue keinget acara-acara TV Indonesia yang enggak lepas dari selingkuh, banyak reality show yang sejenis tapi nolak kalo disebut latah, pocong, shitnetron, dan hal-hal ga penting lainnya.
Dan gue berpikir:
Indonesia really needs new inventors.