Gue ngerasa,
gue berubah.
Bukan, bukan berubah jadi Power Ranger Merah. Ataupun berubah jadi psycho dan homo serta mulai memotong-motong orang kayak seorang pelaku mutilasi dari daerah asalnya Dewi Persik itu. Enggak, gue cuma ngerasa gue udah enggak kayak dulu lagi. Contohnya, sekarang gue ngupil pake tangan (emang biasanya pake apa?).
Anyway, gue beneran ngerasa sifat gue berubah. Yang paling kerasa sih kayaknya gue jadi enggak lucu. Kalo lo merhatiin gue di twitter (sekaligus promosi twitter gue @bobbypriambodo ^o^), gue jarang ngeluarin banyolan-banyolan lagi. Lebih sering curhat.
Inikah yang dinamain beranjak dewasa? Atau justru gue malah jadi kekanak-kanakan?
Hmm.
*
Speaking of growing up, gue sering mikirin gimana gue nanti kalo udah dewasa.
To be honest, sebenernya gue itu orangnya sangat parent-ish. Gue punya kecenderungan protektif, terhadap siapa pun atau apa pun yang gue sayang.
Dan lagi, gue mengagumi anak kecil perempuan. Bukannya gue pedofil atau apa, tapi gue nganggep anak perempuan itu adalah karunia yang paling berharga. Mengutip kata-kata tokoh paling antagonis di buku Peter Pan and the Shadow Thieves, Lord Ombra:
'A father have a special place in his heart for his daughter.'
atau,
'Seorang ayah mempunyai tempat yang istimewa di hatinya, untuk anak perempuannya.'
Tempat yang istimewa. Ya. Seorang ayah enggak akan pernah mau anak perempuannya kenapa-kenapa. Bukan merendahkan anak laki-laki, karena gue sendiri juga laki-laki (ya, gue berjenggot), tapi menjaga anak perempuan itu lebih susah daripada menjaga anak laki-laki.
Seorang ayah enggak akan mau anak perempuannya mendapat masalah. Apalagi kalo gue nanti punya anak perempuan, gue enggak bakal mau anak gue dapet masalah karena niru-niru bapaknya jadi orang bodoh. Cukup gue aja yang menanggung itu. Cukup gue ajaaa!! *dengan pistol yang mengarah ke kepala*
Bum.
*
Ehem.
I know, I talk too much for a kid that have only lived for 15 years now. But really, it is what I think.
Sebenernya dari dulu gue pengen banget punya adek perempuan. Tapi sayangnya Tuhan tidak menghendaki, jadilah gue punya adek cowok. Yang cantik (dulunya, sekarang mah nyebelin).
I have a dream, ya know, gue bisa sukses dan hidup di Manchester, Inggris, di rumah yang damai khas England dengan istri dan anak-anak gue. Again, it would be a miracle.
Huh.
Such a dreamer, ain't I?
gue berubah.
Bukan, bukan berubah jadi Power Ranger Merah. Ataupun berubah jadi psycho dan homo serta mulai memotong-motong orang kayak seorang pelaku mutilasi dari daerah asalnya Dewi Persik itu. Enggak, gue cuma ngerasa gue udah enggak kayak dulu lagi. Contohnya, sekarang gue ngupil pake tangan (emang biasanya pake apa?).
Anyway, gue beneran ngerasa sifat gue berubah. Yang paling kerasa sih kayaknya gue jadi enggak lucu. Kalo lo merhatiin gue di twitter (sekaligus promosi twitter gue @bobbypriambodo ^o^), gue jarang ngeluarin banyolan-banyolan lagi. Lebih sering curhat.
Inikah yang dinamain beranjak dewasa? Atau justru gue malah jadi kekanak-kanakan?
Hmm.
*
Speaking of growing up, gue sering mikirin gimana gue nanti kalo udah dewasa.
To be honest, sebenernya gue itu orangnya sangat parent-ish. Gue punya kecenderungan protektif, terhadap siapa pun atau apa pun yang gue sayang.
Dan lagi, gue mengagumi anak kecil perempuan. Bukannya gue pedofil atau apa, tapi gue nganggep anak perempuan itu adalah karunia yang paling berharga. Mengutip kata-kata tokoh paling antagonis di buku Peter Pan and the Shadow Thieves, Lord Ombra:
'A father have a special place in his heart for his daughter.'
atau,
'Seorang ayah mempunyai tempat yang istimewa di hatinya, untuk anak perempuannya.'
Tempat yang istimewa. Ya. Seorang ayah enggak akan pernah mau anak perempuannya kenapa-kenapa. Bukan merendahkan anak laki-laki, karena gue sendiri juga laki-laki (ya, gue berjenggot), tapi menjaga anak perempuan itu lebih susah daripada menjaga anak laki-laki.
Seorang ayah enggak akan mau anak perempuannya mendapat masalah. Apalagi kalo gue nanti punya anak perempuan, gue enggak bakal mau anak gue dapet masalah karena niru-niru bapaknya jadi orang bodoh. Cukup gue aja yang menanggung itu. Cukup gue ajaaa!! *dengan pistol yang mengarah ke kepala*
Bum.
*
Ehem.
I know, I talk too much for a kid that have only lived for 15 years now. But really, it is what I think.
Sebenernya dari dulu gue pengen banget punya adek perempuan. Tapi sayangnya Tuhan tidak menghendaki, jadilah gue punya adek cowok. Yang cantik (dulunya, sekarang mah nyebelin).
I have a dream, ya know, gue bisa sukses dan hidup di Manchester, Inggris, di rumah yang damai khas England dengan istri dan anak-anak gue. Again, it would be a miracle.
Huh.
Such a dreamer, ain't I?
1 Comments:
bobiiii baru baca nih, biasa, laptopnya kemaren gak ada.
ehem, iya, lu kan udah SMA. jadi itulah salah satu efeknya : jadi garing.
bob, masa lu mau tinggal di manchester? persib ajaaaaa
Post a Comment
What do you think?