Okay.
First of all, gue tau zaman udah berubah dari zaman batu ke zaman es sejak gue terakhir posting. Kegiatan gue kebanyakan, tidur gue juga tambah banyak. Alhasil, blog gue tertinggal. I'm sorry for all of you readers! (kayak punya aja)
Second, gue pengen ngasih tau kalo alamat email primer gue berubah. Jadi bagi anda-anda yang kekurangan pekerjaan dan ingin mendapat email balasan berisi sesuatu yang tidak penting atau penting (kadang-kadang) dapat menghubungi gue di:
bobby.priambodo@gmail.com
Email yang kamu terima, langsung dari aku lho!
Other note, gue mulai bosen (lagi) dengan layout blog gue. Yah, gue yang bikin sendiri ini, jadi gue enggak merasa terlalu bersalah. Ayo, kita berjuang untuk mengubahnya lagi...
*
Selama puasa ini kerjaan gue hampir sama. Sahur, subuh, tidur 15 menit, bangun, mandi, sekolah, pulang, zuhur, tidur, bangun, ashar, online sampe maghrib, buka, maghrib, online lagi, isya, tidur lagi, dan kembali ke awal. Tambahan di hari Kamis dan Minggu, ada latihan baseball.
Gue bosen. Tapi gue males.
Gue pengen ngelakuin sesuatu. Tapi gue capek. (jadi apa maksud lo nulis begini, Bob?)
*
Oh iya, kemaren kan ada gempa.
7.4 SR yang berpusat di Tasikmalaya itu menggetarkan hampir seluruh daerah di pulau Jawa. Pas kejadian, gue lagi tidur.
Sendirian di rumah. Listrik enggak ada yang nyala kecuali kipas angin (gue tidur diluar) dan charger hp gue. Hp gue lagi nyanyiin lagu Blink182 - Not Now. Pas si Tom nyanyiin bagian ini:
'God has the master plan and I guess, I am in His demand.'
Tiba-tiba sofa tempat gue tidur goyang. Gue kira darah rendah gue kambuh. Tapi gue inget-inget, frekuensi kambuhnya udah berkurang jauh. Kemungkinan kedua, gue sakaw gery chocolatos. Gue udah mau beranjak nyari satu, tapi gue inget gue lagi puasa. Terus tiba-tiba diluar ada yang teriak.
'Sooool sepatu!'
Eh, bukan itu. Tapi ini:
'GEMPAAAA!!!!'
Kemudian sel-sel diotak gue langsung bekerja. Pada saat gempa, hal yang pertama dilakukan adalah... gosok gigi. Bukan! Lari keluar rumah dan matiin aliran listrik, ya! Lalu gue langsung ngibrit keluar.
Terus gue ngerasa; bumi gonjang-ganjing. Gue berasa terombang-ambing kayak naik kapal. Dalam hati gue kebayang mungkin ini rasanya kalo lagi nonton Trio Macan konser terus mereka joget dan teriak 'Jakarta digoyaaaaaang!'.
Tetangga-tetangga gue pada berhamburan keluar kayak tokai abis disiram (analogi yang menjijikkan, gue tau). Pada khawatir. Ada ibu yang ngegendong anaknya. Ada bapak-bapak pake kaos sama celana pendek doang. Ada cewek ama cowok pegangan tangan, lalu si cowok menyatakan cinta. Oke, yang itu gue boong.
Selama kejadian seru itu, gue baru sadar: hp gue ada di tangan. Enggak ngebuang kesempatan, gue langsung online twitter dan facebook.
Bener aja, di dunia nyata gempa, di sana juga gempa. Gempa status.
Otak kritis gue meledak-ledak. Ia ngebisikin gue 'Wah, dasar. Orang-orang ada bencana bukannya nyelametin diri malah ngambil hp terus update status'.
Gue tulis kata-kata itu di status facebook gue. Ada empat belas orang yang mencet tombol Like.
*
Peristiwa ini mungkin adalah peringatan dari Tuhan Yang Maha Esa kalo kita umatnya udah banyak yang tidak inget pada-Nya. (Bener aja: pasca-gempa, orang-orang berbondong-bondong ke masjid untuk shalat ashar).
Ini munculin pertanyaan lagi: apakah orang Indonesia hanya bisa melakukan suatu hal yang benar bila digertak terlebih dahulu?
Contoh sederhana. Bom Marriot-Ritz, mal-mal dan kedutaan langsung meningkatkan keamanannya. Malaysia ngeklaim kebudayaan Indonesia, pemerintah baru ngegalakin menteri pariwisatanya. Terus sekarang, gempa, segelintir orang baru buru-buru pengen tobat ke Allah SWT, padahal biasanya inget aja enggak.
Aduh, gue jadi kedengeran kayak ustadz-ustadz di acara sahur.
Yah, pokoknya gue berharap aja semoga peristiwa gempa ini lebih meningkatkan kesadaran orang Indonesia untuk beribadah kepada Tuhannya.
God bless Indonesia, Indonesia Unite.
First of all, gue tau zaman udah berubah dari zaman batu ke zaman es sejak gue terakhir posting. Kegiatan gue kebanyakan, tidur gue juga tambah banyak. Alhasil, blog gue tertinggal. I'm sorry for all of you readers! (kayak punya aja)
Second, gue pengen ngasih tau kalo alamat email primer gue berubah. Jadi bagi anda-anda yang kekurangan pekerjaan dan ingin mendapat email balasan berisi sesuatu yang tidak penting atau penting (kadang-kadang) dapat menghubungi gue di:
bobby.priambodo@gmail.com
Email yang kamu terima, langsung dari aku lho!
Other note, gue mulai bosen (lagi) dengan layout blog gue. Yah, gue yang bikin sendiri ini, jadi gue enggak merasa terlalu bersalah. Ayo, kita berjuang untuk mengubahnya lagi...
*
Selama puasa ini kerjaan gue hampir sama. Sahur, subuh, tidur 15 menit, bangun, mandi, sekolah, pulang, zuhur, tidur, bangun, ashar, online sampe maghrib, buka, maghrib, online lagi, isya, tidur lagi, dan kembali ke awal. Tambahan di hari Kamis dan Minggu, ada latihan baseball.
Gue bosen. Tapi gue males.
Gue pengen ngelakuin sesuatu. Tapi gue capek. (jadi apa maksud lo nulis begini, Bob?)
*
Oh iya, kemaren kan ada gempa.
7.4 SR yang berpusat di Tasikmalaya itu menggetarkan hampir seluruh daerah di pulau Jawa. Pas kejadian, gue lagi tidur.
Sendirian di rumah. Listrik enggak ada yang nyala kecuali kipas angin (gue tidur diluar) dan charger hp gue. Hp gue lagi nyanyiin lagu Blink182 - Not Now. Pas si Tom nyanyiin bagian ini:
'God has the master plan and I guess, I am in His demand.'
Tiba-tiba sofa tempat gue tidur goyang. Gue kira darah rendah gue kambuh. Tapi gue inget-inget, frekuensi kambuhnya udah berkurang jauh. Kemungkinan kedua, gue sakaw gery chocolatos. Gue udah mau beranjak nyari satu, tapi gue inget gue lagi puasa. Terus tiba-tiba diluar ada yang teriak.
'Sooool sepatu!'
Eh, bukan itu. Tapi ini:
'GEMPAAAA!!!!'
Kemudian sel-sel diotak gue langsung bekerja. Pada saat gempa, hal yang pertama dilakukan adalah... gosok gigi. Bukan! Lari keluar rumah dan matiin aliran listrik, ya! Lalu gue langsung ngibrit keluar.
Terus gue ngerasa; bumi gonjang-ganjing. Gue berasa terombang-ambing kayak naik kapal. Dalam hati gue kebayang mungkin ini rasanya kalo lagi nonton Trio Macan konser terus mereka joget dan teriak 'Jakarta digoyaaaaaang!'.
Tetangga-tetangga gue pada berhamburan keluar kayak tokai abis disiram (analogi yang menjijikkan, gue tau). Pada khawatir. Ada ibu yang ngegendong anaknya. Ada bapak-bapak pake kaos sama celana pendek doang. Ada cewek ama cowok pegangan tangan, lalu si cowok menyatakan cinta. Oke, yang itu gue boong.
Selama kejadian seru itu, gue baru sadar: hp gue ada di tangan. Enggak ngebuang kesempatan, gue langsung online twitter dan facebook.
Bener aja, di dunia nyata gempa, di sana juga gempa. Gempa status.
Otak kritis gue meledak-ledak. Ia ngebisikin gue 'Wah, dasar. Orang-orang ada bencana bukannya nyelametin diri malah ngambil hp terus update status'.
Gue tulis kata-kata itu di status facebook gue. Ada empat belas orang yang mencet tombol Like.
*
Peristiwa ini mungkin adalah peringatan dari Tuhan Yang Maha Esa kalo kita umatnya udah banyak yang tidak inget pada-Nya. (Bener aja: pasca-gempa, orang-orang berbondong-bondong ke masjid untuk shalat ashar).
Ini munculin pertanyaan lagi: apakah orang Indonesia hanya bisa melakukan suatu hal yang benar bila digertak terlebih dahulu?
Contoh sederhana. Bom Marriot-Ritz, mal-mal dan kedutaan langsung meningkatkan keamanannya. Malaysia ngeklaim kebudayaan Indonesia, pemerintah baru ngegalakin menteri pariwisatanya. Terus sekarang, gempa, segelintir orang baru buru-buru pengen tobat ke Allah SWT, padahal biasanya inget aja enggak.
Aduh, gue jadi kedengeran kayak ustadz-ustadz di acara sahur.
Yah, pokoknya gue berharap aja semoga peristiwa gempa ini lebih meningkatkan kesadaran orang Indonesia untuk beribadah kepada Tuhannya.
God bless Indonesia, Indonesia Unite.
0 Comments:
Post a Comment
What do you think?