Sunday, February 14, 2010

The Book of Mood Booster

Hai.

Berhubung di sekolah gue ada pelajaran bahasa Jerman, dan di situ nilai gue alhamdulillah bagus-bagus, dan beberapa minggu yang lalu gue baru menangin lomba Lesen auf Deutsch (membaca teks bahasa jerman), gue jadi bersemangat untuk mendalami bahasa Jerman.

Daaan... karena iseng sekaligus didasari sedikit sifat songong yang berlebih, gue nyoba ngubah bahasa di blogger dan facebook gue jadi Deutsch. Hasilnya?

Sukses. Sukses ngebuat gue pusing.

Anyhow, sekarang gue masih sibuk sekolah nih--atawa lebih tepatnya: menyibukkan diri. Ya, mungkin gue adalah salah satu dari segelintir manusia yang menganggap bahwa trigonometri, daur hidup porifera, reaksi redoks, dan teman-teman sejenisnya yang lain sebagai sesuatu yang pantas untuk mengisi pikiran.

Well, the proverb 'no pain no gain' really means a lot.

As you can see, gue udah mulai jarang ngeblog. Jangankan ngeblog; frekuensi gue update twitter aja udah semakin menurun. Apalagi facebook. Gue mulai takut jangan-jangan nanti gue bertransformasi jadi makhluk anti-dunia-maya. Atau mungkin makhluk yang enggak-terlalu-suka-dunia-maya-dan-jejaring-sosial-yang-populasi-penggunanya-udah-terlalu-membeludak. Hmm.

*

On the other hand, semangat gue untuk menulis sedang minim nih. Walaupun ide dan inspirasi udah segudang (and counting), gue kayak enggak bergairah untuk nulisnya. Microsoft Word telah gue telantarkan selama beberapa minggu ini. Maaf ya, Mic.

Yeah, dan mungkin terpengaruh juga sama mood gue yang lagi berantakan-bin-acakadul minggu-minggu ini. Don't ask why, karena gue sendiri enggak tau. There's something one cannot explain, and that something is currently swarming inside me.

*sigh*

Tapiiiiiiiii... di sela-sela hidup gue yang lagi suram ini, masih ada yang bisa bikin gue senyum. Dan the thing is... a book.

Anne of Green Gables, karya Lucy M. Montgomery. Ceritanya simpel, tentang kehidupan seorang gadis kecil yatim piatu, Anne Shirley, yang diadopsi sama sepasang suami istri yang tinggal di rumah bernama Green Gables, di Avonlea, Prince Edward Island, Kanada.

Dan menurut gue, tingkah laku Anne, kecenderungannya untuk masuk ke dalam masalah, imajinasinya yang enggak terbatas, dan mulutnya yang seakan nggak bisa berhenti bicara itu sangat menghibur. Apalagi ditambah penggambaran suasana Avonlea oleh sang penulis sehingga gue bisa membayangkan indahnya alam di sana.

Really, this old book is awesome. Dan walaupun yang versi bahasa Indonesianya ada di toko-toko buku, gue punya yang bahasa Inggris.

Dan beberapa hari yang lalu gue baru tau kalo Anne of Green Gables ada filmnya. Gue pengen beli! Yang main Megan Follows, dan itu kalo ga salah film tahun 1985. Cari di mana ya?

*

Well, that's the update for now. See you later, maybe in another million years.

1 Comments:

sishough said...

he has a good point custom sex doll,dildos,wholesale dildo,wholesale dildo,sex chair,cheap sex toys,cheap sex toys,real dolls,vibrators look at this now

Post a Comment

What do you think?