Wednesday, August 05, 2009

Aku-kamu, gue-elo.

"Lo beli aja sono sendiri!"

"Enggak mau! Gue mau punya lo! Mau gue tampol ya lo?"

"Tampol sini! Gue enggak takut! Lo mah cupu, bego!"


Pertengkaran itu berlangsung seru di depan gue. Kata-kata yang kasar, omongan yang enggak enak didenger itu seakan udah menjadi kejadian biasa dewasa ini. Bahkan mungkin enggak akan ada yang percaya kalo itu dilakukan oleh dua orang anak kelas dua SD.

Ya. Kelas DUA. SD.

Udah enggak ada lagi ya pelajaran etika di sekolah-sekolah dasar? Dulu gue sering berantem sama temen gue. Seperti cuplikan yang gue inget:

"Aaah, kamu jangan gitu dong! Itu kan enggak boleh..."

"Tapi kata mama aku ga papa kok."

"Iya, tapi mendingan enggak usah, nanti kita dimarahin."

Apa yang lagi gue sama temen gue omongin saat itu, you don't wanna know. The point is, kedengerannya kan enak? So... childish. Dan karena kita emang masih anak-anak saat itu, itu adalah merupakan suatu kewajaran yang emang harusnya begitu.

Bukan seperti sekarang saat budaya betawi kasar udah masuk ke masyarakat dengan menggunakan kata ganti gue dan lo. Maksud gue, you're just seven! You shouldn't say those words, not yet!

*

Dalam pelajaran bahasa Indonesia, kata ganti yang benar untuk menunjukkan orang adalah aku-kamu atau saya-anda. Tapi yang sekarang terjadi adalah dalam pergaulan (yang didefinisikan sebagai temen sekolah, temen main, dan temen seumuran), seringkali kita denger bahwa yang digunakan adalah kata ganti gue-elo.

Waktu di kelas sembilan, gue sama temen-temen gue pernah ngomongin masalah ini. Akhirnya gue sama Fikri sepakat untuk nyoba ngomong pake aku-kamu.

Orang-orang pada ngira gue gay.

Eksperimen gue sama Fikri akhirnya gagal. Sebabnya mungkin adalah kata gue-elo udah membudaya di masyarakat sehingga kalo menggunakan kata lain terdengar aneh, kecuali untuk ditujukan kepada orang-orang tertentu (keluarga, pacar, bos, guru, etc.).

Kalo menurut gue, gue lebih seneng pake English. Karena dia cuma pake I dan you. Nothing else. Tapi gue juga seneng pake Japanese walaupun watashi-anata masih sering diganti boku/ore-kimi oleh anak-anak muda di sana.

Menurut gue lagi, penggunaan kata gue-elo menurunkan level kesopanan yang akan tercurah saat kita berinteraksi. Sehingga kadang ngebuat kita salah paham.

Perkembangan zaman... atau malah kemunduran?

4 Comments:

zella said...

miris banget gue juga kalo denger anak SD ngomong gitu.. ahh zaman gue juga pake aku kamu, bob..
sedih ya?

rizal said...

halaooo.. sori kalau komennya nggak nyambung...

gw kesini mau kenalan dengan blog ini boleh kah...

gw tau blog ini dari komunitas blogger di facebook...

Unknown said...

miris emng bob .
tmen gue orng HK juga lg blajar bahasa Indonesia .
ntah guru nya siapa ,tau2 ngomongnya udah asal ngawur gue-elo dan bbrapa kata kasar gt .
ckckck .

Bobby Priambodo said...

@zella & ellena: gimana cara ngubahnya ya? bisa nggak kalo menurut lo?

@rizal: halo juga. sip sip, welcome to the universe! :D

Post a Comment

What do you think?