Saturday, August 08, 2009

Tetaplah menulis, folks!

Huff.

Perjuangan selama dua jam ternyata membuahkan hasil.

Layout blog gue telah selesai dibuat! And I love it for sure.

*

Perasaan gue saat ini campur aduk. Seneng karena libur, sebel karena pulsa abis (lagi), dan sedih karena temen-temen gue udah banyak yang berenti ngeblog. Emang iya sih, banyak kegiatan dan hal-hal di internet yang mungkin lebih menarik bagi mereka dari pada blog. Mungkin pikiran mereka 'Ngapain sih gue blogging? Cuma nulis-nulis doang, apa serunya?'.

Gue enggak bilang kalo mereka salah. Tapi gue pribadi nganggep blogging sebagai sesuatu yang menyenangkan. Mungkin pembaca bisa ngeliat kalo mayoritas cerita-cerita gue di blog ini memiliki suasana dan latar yang ceria. Kenapa?

Untuk menghibur diri gue sendiri.

Maksudnya, enggak selamanya kan di hidup ini orang ceria terus-terusan, atau selalu ada kejadian menyenangkan setiap hari. Pasti ada kalanya seseorang down karena mengalami masalah.

Untuk 'membersihkan' pikiran gue dari masalah-masalah itu, kadang gue mengingat-ingat cerita menyenangkan, konyol, dan lucu di hidup gue sehingga bisa gue ketawain, bisa gue komentarin, yang akhirnya ngebuat gue lebih ceria. Dan karena itu gue menumpahkan cerita-cerita itu di blog, supaya gue bisa mengingatnya lagi dengan mudah.

Mungkin penyebab kebosanan temen-temen gue adalah keterbatasan mereka dalam tulis-menulis. Gue enggak bilang tulisan mereka jelek, hanya pengetahuan mereka untuk membuat sebuah tulisan menjadi menarik untuk dibaca berulang-ulang sangat sedikit. Akibatnya, mereka sendiri bosan dengan tulisan mereka, yang seringkali hanya berformat bagai sebuah diari tempat curhat.

Seseorang akan menikmati menulis bila ia tau cara menulis yang nikmat. Penulis adalah pembaca. Tulisan seseorang sering mengadaptasi atau terpengaruh tulisan orang lain. Semakin banyak tulisan yang ia baca, maka semakin banyak juga pengetahuan tentang tulisan. Sehingga kemungkinan besar ia menemukan gaya penulisan yang cocok dengannya.

Contohnya gue. Banyak temen-temen gue yang baca blog gue bilang 'Bob, tulisan lo Raditya Dika banget sih,' atau 'Wah, lo bakal jadi Raditya Dika kedua nih,'. Ya, emang gaya penulisan gue terpengaruh dari tulisannya. Gue sering baca bukunya Raditya Dika (yang ngebuat gue hampir mati tujuh kali karena berhenti nafas selama tujuh detik setelah tertawa tujuh kali), karena itu tulisan gue jadi begini. Dan gue cocok dengan menulis kayak gini, so I live on with it.

Jadi saran gue untuk para blogger newbie dimanapun lo berada, coba cari cara menulis yang cocok buat lo. Usahain jangan bersifat 'egois', maksudnya kebanyakan mengungkapkan perasaan lo daripada cerita itu sendiri. Dan tulis cerita yang unordinary atau tidak biasa. Jangan seperti ini:

"Hari ini nyebelin, nyokap nyuruh beli ketoprak padahal kan gue masih mau tidur, terus adek gue bla bla bla..."

Gue aja enggak tertarik baca kelanjutannya, padahal barusan itu tulisan gue sendiri. Kalo gue sendiri aja enggak tertarik, gimana pembaca yang lain? Kutipan cerita diatas itulah contoh tulisan 'egois'. Pembaca dibuat untuk mempunyai persepsi bahwa si A nyebelin, si B nyebelin, tanpa bisa meneliti kejadian sebenarnya. Dan cerita itu juga terlalu... biasa. Nyokap nyuruh beli ketoprak mungkin bisa terjadi ribuan kali dalam setahun. Kalaupun mau nulis hal-hal biasa, coba ubah sudut pandang penulisannya. Contohnya:

Hari minggu yang cerah. Gue yang keturunan kebo ini seharusnya bisa melanjutkan tidur nyenyak gue pagi ini dengan damai. Tapi tiba-tiba pintu kamar gue diketuk.

"Andi, keluar dong!"

Gue yang masih ngantuk hanya menggumam tidak jelas. "Mmmmmm..."

"Andi, keluar! Ini penting banget! Menyangkut hidup dan mati!"
(Lebay, namanya aja contoh)

Mendengar suara nyokap gue yang begitu serius, gue menggelinding dengan pelan ke depan pintu. Gue buka kuncinya, dan wajah panik nyokap gue terpampang di depan gue. Nyokap tampak kaget. Maklum, mungkin muka gue saat itu tampak seperti gorila baru bangun tidur.

"Kenapa, mah?"

Nyokap gue seperti tersadar dari hipnotis wajah gue dan kembali bertampang serius. Gue menyiapkan mental untuk mendengar yang terburuk, dan kata-kata itu keluar.

"Tolong beliin ketoprak dong."

Gubrak.

Adek gue cuma ketawa bagaikan iblis kecil dari kamarnya di seberang sana.


Nah, kan lebih hidup ceritanya. Daripada mengungkapkan perasaan yang berlebihan (curcol) walaupun ini di blog lo sendiri, mendingan tulis cerita yang membuat orang tertarik untuk membacanya.

Tetap menulis, tetap tertawa, dan tetap... hidup.

0 Comments:

Post a Comment

What do you think?