Thursday, May 14, 2009

She smiled back at me!

Lanjutan dari cerita yang ini, akhirnya gue memberanikan diri untuk melakukan perubahan. Yah, antara lain setelah menemukan kitab itu sendiri di sini. Haha. Thanks Bang Iwan, Anda sangat membantu saya.

Eniwei, setelah melalui berbagai cobaan berat, gue berhasil mengirimkan sms yang kemarin. Dan ternyata gue berhasil mengetik nama si 'yang diharapkan'. Yey. Daaaaannn... ternyata dibales! Oh. My. God.

Jadi cerita berlanjut dengan gue smsan beberapa kali ama 'yang diharapkan'. Kejadiannya seperti repetisi. Gue duduk, ngetik sms, ngirim, menunggu dengan manis, dan bersorak ketika sms dari 'yang diharapkan' sampai ke ponsel gue. Sial, gue ngerasa kayak dulu lagi!

Proses smsan itu akhirnya berakhir setelah 'yang diharapkan' bilang kalau mau les. Di akhir pesan itu berbunyi:

'Kapan-kapan kita smsan lagi ya .. Hihi :-)'

Dem.

* * *

Hari ini gue sekolah biasa aja. Malah, nggak ngapa-ngapain. Toh ujian praktek untuk kelas gue juga udah selesai. Jadi kerjaan gue disekolah hanya main, main, dan main, selain ngeliatin orang pacaran. Heran, banyak amat sih yang suka pacaran di depan gue? Sepertinya tren pacaran di pojok atau pacaran di bawah pohon sudah berganti dengan tren pacaran di depan Bobby. Agh. Liat aja, gue nanti juga bisa! (amiiiin).

Karena nggak ada apa-apa, akhirnya udah waktu pulang. Dan tebak, gue lagi ngumpul ama temen-temen gue di depan gerbang sekolah, dan 'yang diharapkan' juga sedang melakukan hal yang sama! Bagaikan film India, gue sama dia kadang liat-liatan, liat-liatan, tanpa ada yang ngomong sama sekali. Maklumlah, gue lagi sama temen-temen gue yang super ribut, dan dia juga lagi kumpul ama temen ribut versinya. Terhitung tiga... empat... abis empat berapa ya...? Oh iya, lima... enam kali mata gue sama mata dia bertemu pandang (halah). Tetapi sampe gue mau pulang nggak juga ada yang ngomong.

Gue mencoba untuk jaim dan tampak cool. Tapi jika lo berada disekitar temen-temen gue, 'jaim' is an impossible thing to do. Coba, udah pada ngakak sukanya keras-keras, becandanya kadang fisik, udah kayak kebun binatang aja. Kalah Taman Safari.

Tapi sepertinya 'yang diharapkan' nggak terlalu memperhatikan hal itu. Bagus!

Yah, tapi tetep aja kita masih diem seribu bahasa sampai gue akhirnya ngajakin temen-temen gue pulang. Gue jalan, dan dia kira-kira berjarak tiga meter dari gue. Pas banget mata gue ngeliat mata dia lagi ngeliat ke mata gue (nahlo!), gue nyoba untuk senyum. And guess what, she smiled back! One cute, beautiful smile, for ME! Ambilin baskom, dong. Kayaknya tubuh gue akan meleleh.

Dan Fikri, yang dari tadi di sebelah gue, nyengir-nyengir kuda. Gue dorong dia, berharap agar nyusruk, tapi gagal.

2 Comments:

Arnintya Juninda said...

woohooo, akhirnya ya bob...akhirnya bisa dan akhirnya gue tau!!!

Bobby Priambodo said...

ahahaha betul sekali. but keep it secret, okay?

Post a Comment

What do you think?